Beranda | Artikel
Silsilah Fiqih Doa dan Dzikir No 118: Waktu-Waktu Terkabulnya Doa Bagian 5
Senin, 17 Oktober 2022

Aslinya, kapan pun kita ingin berdoa tidak mengapa, selama di waktu itu kita diperbolehkan untuk berdoa. Namun ada beberapa waktu spesial yang dijanjikan Allah ta’ala, bahwa berdoa saat itu akan lebih berpeluang untuk dikabulkan.

Pada pertemuan lalu kita telah membahas sebagian dari waktu-waktu tersebut. Berikut kelanjutannya:

  1. 8. Di malam lailatul qadar

عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ القَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا؟ قَالَ: قُولِي: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي.

Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, bila aku mengetahui kapan lailatul qadr tiba, doa apakah yang seyogyanya aku baca?”. Beliau menjawab, “Bacalah, “Allôhumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annî (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan mencintai maaf. Maka maafkanlah aku)”. HR. Tirmdiziy dan beliau menyatakan hadits ini hasan sahih.

  1. Ketika terbangun di malam hari dan membaca doa sesuai tuntunan

Dari ‘Ubadah bin ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ تَعَارَّ مِنْ اللَّيْلِ فَقَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ثُمَّ قَالَ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي أَوْ دَعَا؛ اسْتُجِيبَ لَهُ، فَإِنْ تَوَضَّأَ وَصَلَّى؛ قُبِلَتْ صَلَاتُهُ.

“Barang siapa yang terbangun di malam hari, kemudian dia membaca “Lâ ilâha illallôh wahdahu lâ syarîka lah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa ‘alâ kulli syai’in qodîr. Alhamdulillâh, wa subhânallôh, wa lâ ilâha illallôh, wallôhu akbar, wa lâ haula wa lâ quwwata illâ billâh (Tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah satu-satu-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah kekuasaan dan pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah. Maha suci Allah. Tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah. Allah Maha Besar. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah)”. Lalu dia berkata, “Ya Allah ampuni aku” atau berdoa; niscaya akan dikabulkan. Dan bila dia berwudhu lalu menunaikan shalat, maka shalatnya akan diterima”. HR. Bukhari.

  1. Saat ayam jantan berkokok

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ فَاسْأَلُوا اللهَ مِنْ فَضْلِهِ فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلَكًا وَإِذَا سَمِعْتُمْ نَهِيقَ الْحِمَارِ فَتَعَوَّذُوا بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ رَأَى شَيْطَانًا

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alahi wasallam bersabda, “Bila kalian mendengar ayam jantan berkokok, maka mohonlah karunia Allah. Sesungguhnya saat itu dia melihat malaikat. Dan bila engkau mendengar ringkikan keledai, maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan. Sungguh saat itu dia melihat setan”. HR. Bukhari dan Muslim.

Dan masih ada waktu-waktu mustajab lainnya..

@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 10 Ramadhan 1438 / 5 Juni 2017


Artikel asli: https://tunasilmu.com/silsilah-fiqih-doa-dan-dzikir-no-118-waktu-waktu-terkabulnya-doa-bagian-5/